Pj NEC Tekankan Peserta P2MW Pahami Kebutuhan Pasar
04 September 2025
Nobel Indonesia Digital Creative
NIDC -- Pemasaran efektif via sosial media menjadi pekerjaan yang menanti peserta penerima Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Nobel Indonesia Institute. Hal ini diutarakan langsung oleh Pj Nobel Entrepreneurship Center (NEC), Irfan Marhaban, S.H., M.Kn.
Dalam seminar lokakarya kewirausahaan P2MW belum lama ini, Irfan menekankan memahami kebutuhan pasar sebelum melangkah lebih jauh dalam strategi pemasaran. "Sebelum terjun ke dalam dunia pemasaran, peserta (tim P2MW) harus terlebih dahulu memahami dan menuntaskan solusi yang mereka tawarkan untuk segmentasi pasarnya." ungkapnya.
"Nanti setelah mereka memahami dan mengetahui persis apa yg dibutuhkan terhadap itu tentu akan lebih mudah dalam proses marketingnya," kata Irfan.
Hal ini menunjukkan bahwa analisis pasar yang baik dan pemahaman yang mendalam akan menciptakan pondasi yang kuat untuk setiap tindakan pemasaran yang diambil.
Selain itu, kata ragam proses proses marketing digital sudah bisa diakses dan gratis. Semisal kecerdasan buatan atau AI.
Ia menambahkan ketika sudah berhasil pada solusi usaha tersebut, maka selanjutnya adalah menyelesaikan persoalan tersebut.
Sebelumnya, tiga tim dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025 Nobel Indonesia, menjalani lokakarya kewirausahaan pada Senin (1/9), sekira pukul 09.00 WITA.
Dosen Nobel Indonesia, Bahrul Ulum Ilham, S.Pd., M.M., Ph.D. yang membawa materi tentang strategi penyusunan SOP, Jobdesk, menjelaskan pentingnya sistem kerja dalam pengelolaan usaha.
"Banyak pelaku usaha mikro masih berjalan tanpa aturan, struktur, maupun arah yang jelas. Padahal, bisnis sekecil apapun membutuhkan fondasi berupa SOP (sistem kerja), jobdesk (pembagian kerja), dan KPI (hasil kerja).
Bahrul menjelaskan bahwa ketiga elemen ini merupakan kunci untuk memastikan usaha dapat berjalan secara konsisten, efisien, dan siap untuk berkembang di masa depan.
Selain itu, mereka diajak untuk memulai dari langkah-langkah sederhana, seperti menuliskan proses kerja harian, menyusun langkah-langkah yang perlu diambil, serta menentukan target-target kecil yang dapat dicapai. "Pesan utama dari workshop ini adalah bahwa sistem bukanlah soal besar atau kecilnya usaha, melainkan tentang keseriusan dalam membangun masa depan," sambungnya.
"Kami mendorong peserta untuk tidak merasa terbebani oleh kompleksitas. Mulailah dengan menuliskan proses kerja harian, susun langkah-langkah yang perlu diambil, dan tentukan target kecil yang realistis," tukasnya.
Sekedar informasi, tiga tim dari Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia berhasil lolos dalam ajang Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Tim pertama adalah Firmansyah, Salnia, Kalyana Tatri serta Muhammad Andi Ishak J. yang mengangkat Eksplorasi Enceng Gondok Sebagai Cenderamata Yang Mempresentasikan Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemberdayaan dan EcoFriendly.
Tim Kedua ada Salsabila, Nur Afifa Reski dan Muh. Aidil Saputra, yang mengangkat tentang Penguatan Coklat Hasil Petani Polman Sebagai Inovasi Cemilan Sehat. Diketahui, kedua inovasi dari tim ini, didampingi oleh Anita Achmad Payu, S.E., M.M.
Terakhir, ada Jeni Dimban, Haeril Andika dan Putri Dayani Nasir yang mengangkat judul Inovasi Budidaya Ikan Nila Berbasis Sistem Filtrasi Terintegrasi. Tim ini didampingi oleh Dr. Mariah, S.E., M.Pd.
Lolosnya ketiga tim tersebut telah tercantum dalam pengumuman resmi Kemendiktisaintek dengan nomor 2147/B2/DT.01.03/2025. Praktis, hasil ini menjadikan ITB Nobel Indonesia menjadi salah satu dari 15 tim yang lolos P2MW Se-Sulawesi.