NIDC -- Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia, Dr. Abdullah, S.E., M.Si., menekankan pentingnya integrasi antara kecerdasan akademik dan pemahaman lapangan bagi calon insinyur tambang. Hal tersebut ditekankan saat eks LPMI Nobel Indonesia itu resmi melepas 124 Mahasiswa Teknik Pertambangan, dalam kegiatan field trip di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
"Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani teori yang didapatkan mahasiswa di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan. Selama di Kabupaten Barru, para mahasiswa dijadwalkan untuk mengamati secara langsung struktur batuan dan formasi geologi," terangnya.
Selain itu, pihaknya ingin memastikan bahwa lulusan Teknik Pertambangan ITB Nobel tidak hanya menguasai angka dan teori di atas kertas, tetapi juga memahami dinamika nyata di lapangan. "Gunakan kesempatan ini untuk bertanya, mengamati, dan memahami geologi tambang dengan standar keamanan dan keberlanjutan yang tinggi," ujar Dul sapaan akrabnya.
Disisi lain, ia juga mengingatkan para mahasiswa untuk menjaga nama baik almamater serta mengutamakan keselamatan kerja (K3) selama berada di lokasi tambang. Kegiatan di Kabupaten Barru ini akan berfokus pada beberapa poin utama, yang pertama observasi Geologi, yakni mengidentifikasi struktur batuan dan formasi geologi di lokasi. Lalu kedua, aspek lingkungan. Mahasiswa diharapkan menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang dan mengikuti standar operasional prosedur kegiatan, serta selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan baik.
"Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen FTI ITB Nobel Indonesia dalam mencetak tenaga profesional yang siap kerja dan relevan dengan kebutuhan industri Pertambangan Nasional maupun Internasional," tutupnya.