
MAKASSAR, NIDC — Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia tengah serius merealisasikan visi kampus menuju akreditasi Internasional. Olehnya itu, puluhan dosen Nobel Indonesia mengikuti workshop kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) di Hotel Fox Lite, Jalan Sultan Hasanuddin sejak tanggal 23-25 Mei 2022.
Dosen Universitas Gunadarma, Prihandoko, MIT, PHD selaku pemarteri mengatakan, dengan adanya kurikulum berbasis OBE, dosen bisa membandingkan pencapaian atau achievement mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya. Dan, keterlibatan mahasiswa akan lebih tinggi. “Keterlibatan mahasiswa harus lebih tinggi didalam OBE ini, bukan dosen. Jangan lagi kita (dosen) yang dominan,” urainya, Senin (23/5).
“Jadi dengan OBE ini nanti turunannya Outcome Based curriculum, Outcome Based learning and teaching, Outcome assessment and evaluation. Jadi kurikulum dan mengajarnya berbasis OBE. Cara menilainya pun berbasis OBE, Ini memang pekerjaan berat Bapak/Ibu. Di Institut Teknologi Bandung itu perlu mengimplementasikan kurikulum OBE ini selama.10 tahun kalau Nobel saya yakin bisa 2 bulan bisa,” sambungnya.
Lebih lanjut, kata dia paradigma OBE bukan perihal apa yang diajarkan oleh dosen, melainkan apa yang harus dimiliki mahasiwa. Artinya, sumber belajar tidak harus dari dosen. “Dipikiran kita kedepan yang dipikirin kedepan besok saya harus ngajar apa. Tapi mahasiswa saya harus dapat apa,? ” tegasnya.
“Kalau mereka dapat sesuatu dari sumber yang lain. Kita dorong kesana. Ini esensial sekali paradigma ini, jadi pergeseran paradigmanya, perbedaannya all of content based of education. Itu dulu targetnya pengusaan materi jadi mahasiswa kuasai materi. Kedepannya OBE targetnya mencapai learning Outcome (capaian pembelajaran) yang kita rumuskan,” lanjutnya.
Sehingga, kedepannya para dosen akan sibuk mendorong untuk aktif menstimulus serta memotivasi mahasiswa. “Kalau dulu kognitif, afektif, psikomotorik itu kerja keterampilan, secara terpisah nanti kedepan akan jalan berdampingan, bersama sama. Soft skill, pengetahuan dan keterampilan harus ada di setiap mata kuliah. Itu nanti kita rumuskan pencapaian nya seperti apa,” tukasnya.
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia, Dr.Ir. H. Badaruddin, S.T., M.M. berujar Nobel sudah sekian kali melakukan penyusunan pada kurikulumnya mengikuti perkembangan lingkungan bisnis. “Ini semata-mata untuk mendekatkan luaran kita pada kebutuhan pasar. Kali ini kurikulum Nobel Indonesia kembali disusun ulang sebagai kurikulum berbasis OBE,” katanya,
Alumni Univesitas Hasanuddin ini menambahkan, penyusunan dokumen kurikulum kali ini juga lebih komprehensif. Mengingat kurikulum berbasis OBE adalah pintu masuk Nobel menuju akreditasi internasional.