
MAKASSAR, NIDC — Puluhan Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia mengasah kemampuannya dalam program keterampilan untuk partisipasi digital yang inklusif yang diselenggarkan oleh British Council, Kamis (7/7).
Pelatihan yang berlangsung sejak Rabu (6/7) kemarin, diperkenalkan berbagai banyak hal. Salah satunya adalah pengenalan digital dasar yang dibawakan langsung oleh Trainer British Council, Andi Utari Artika Sari.
“Kegiatannya kita mau memperkenalkan digital secara dasar materinya sangat dasar, tapi bisa digunakan sama teman teman untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari,” katanya.
Materi ini sejatinya sangat melekat dengan kehidupan kaum muda, sebab mereka tak bisa lepas dari penggunaan internet dalam menunjang aktivitas. Tak itu saja, kata dia mereka juga diajarkan untuk membedakan konten asli dan palsu, hingga pemasaran online. “Keuntungan mereka jadi bisa membedakan, sebenarnya kalau digital dasarnya itu apa saja. Sebenarnya untuk memperlakukan perangkat digital sebenarnya ada aturannya, terus kita pelajari keselamatan dan kesehatan dalam menggunakan perangkat digital jadi mereka tahu, penggunaan perangkat digital itu ada treatment nya kalau mau dimatikan dan dinyalakan harus seperti apa. Itu sebenarnya dasar, tapi tidak semua mengetahui. Kemudian mereka bisa sadar, bahwa konten di sosmed ada positif dan negatif ada yang bisa disebarkan ada yang tidak,” sambungnya.
Pasca latihan keterampilan digital dasar, ia melanjutkan mereka bakal mengikuti pelatihan tingkat lebih atas dengan pemateri yang berbeda, serta berlangsung secara online. “Nanti akan mempelajari lebih lanjut misalnya kalau ada media sosial itu kita apa yang harus diperhatikan, tidak boleh menyebarkan data, kemudian mempelajarinya virus di perangkat digital itu lebih diatas lagi,” tuturnya.
“Harapannya semoga tidak hanya belajar tapi bisa mengajarkan karena tujuannya sebagai mahasiswa mereka agent of change. Selain belajar, mereka juga bisa menyebarkan ajaran ini,” tukasnya.
Sementara, Kepala Nobel Entrepreneurship Center (NEC), Sumaryadi Sabil, S.T., M.M. menambahkan, program ini merupakan sebuah kolaborasi non inkubasi dilembaganya, dengan sasaran mahasiswa baru yang belum fasih dengan pemanfaatan teknologi digital.
“Tujuan dari program ini adalah untuk membangun kapasitas individu/komunitas yang belum expert secara digital untuk membantu dalam mengembangkan kompetensi digital yang dibutuhkan agar bisa melakukan kegiatan digital dan aktivitas online dengan aman dan produktif,” kata Yadi, sapaan akrabnya.
Olehnya itu, mereka dibekali pemahaman dasar terkait dengan pemanfaatan aktifitas digital, cara bersosial media yang baik, mana yang bisa dimanfaatkan, dan apa saja yang harus dihindari dalam beraktifitas secara online. “Program ini diharapkan dalam jangka panjang mampu memberikan hal positif yang produktif, kaitannya dengan pemanfaatan digital, khususnya melalui kewirausahaan yang bisa memanfaatkan sumber daya dan pasar online,” tandasnya.
Diketahui, British Council merupakan salah satu organisasi budaya Inggris yang bergerak di bidang pendidikan, seni dan budaya yang mendorong pertukaran dan ekspresi kreatif serta mengembangkan usaha kreatif. Tujuannya, yakni membantu anak muda untuk meningkatkan keahlian, percaya diri dan koneksi yang mereka cari untuk menyadari potensi yang mereka miliki serta untuk berpartisipasi dalam komunitas-komunitas yang kuat dan inklusif. Tak itu saja, mereka mendukung anak muda untuk mempelajari Bahasa Inggris, untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi dan untuk mendapatkan kualifikasi internasional.